Senin, 15 Agustus 2011

Mengubah Pola Pikir, Mencapai Kebahagiaan Hidup Oleh: Bhikkhu Uttamo


Adalah merupakan satu hal yang sangat membahagiakan kita semua, bahwa perkembangan agama Buddha di Indonesia akhir – akhir ini sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya vihara yang dibangun lengkap dengan segala sarana pendukungnya, semakin aktifnya umat Buddha yang datang mengikuti kebaktian rutin maupun temporer dan tentu saja, jumlah para pemuda yang berkeinginan menjadi bhikkhu pun semakin bertambah.
Hanya saja, hendaknya kita jangan merasa terlalu berbahagia pada perkembangan yang bersifat fisik semacam itu. Ada hal yang hendaknya kita renungkan secara lebih mendalam yaitu sudahkah kemajuan fisik ini dibarengi dengan kemajuan yang bersifat batin juga? Karena sesungguhnya faktor terpenting dalam Buddha Dhamma adalah bagaimana seseorang dapat merasakan manfaat Dhamma dalam kehidupannya setelah ia melaksanakan Ajaran Sang Buddha tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahannya sekarang adalah Dhamma manakah yang dapat dengan mudah dipraktekkan untuk para pemula. Pertanyaan ini muncul karena telah sedemikian banyak buku Dhamma yang dicetak dan disebarluaskan, sudah sedemikian banyak kaset ceramah yang didengarkan, serta masih banyak sarana pembabaran Dhamma yang relatif dapat dengan mudah dijumpai dalam masyarakat, tetapi kesemuanya itu seakan berdiri sendiri – sendiri tidak membentuk urutan tahap kerangka berpikir yang bisa dijadikan pedoman pelaksanaan Buddha Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.
Melihat kenyataan dalam masyarakat itulah, maka naskah ringkas ini disusun. Diharapkan, dengan membaca naskah ini seseorang akan memperoleh, paling tidak, suatu alternatif pedoman untuk melaksanakan Buddha Dhamma dalam kehidupan sehari-hari.
Sesungguhnya, untuk mengawali pelaksanaan Dhamma dalam kehidupan sehari-hari seseorang tidaklah membutuhkan teori dan pengetahuan Dhamma yang banyak serta berbelit-belit. Seseorang dapat memulainya dengan membaca Sigalovada Sutta. Disebutkan dalam sutta ini, Sang Buddha ketika berada di Rajagaha membabarkan tentang timbal balik tugas dan kewajiban berbagai unsur masyarakat kepada seorang pemuda bernama Sigala. Bentuk hubungan timbal balik tugas dan kewajiban ini dilambangkan dengan arah mata angin, yaitu:
  1. Anak terhadap orangtua seperti arah Timur,
  2. Murid terhadap para guru seperti arah Selatan,
  3. Suami terhadap isteri seperti arah Barat,
  4. Sahabat terhadap kawan-kawan seperti arah Utara,
  5. Pimpinan terhadap para karyawan-karyawan seperti arah bawah, dan
  6. Umat terhadap para guru agama serta brahmana seperti arah atas.
Namun, untuk menjaga agar naskah ini tetap ringkas, keterangan rinci sutta tersebut bisa dibaca di banyak sumber uraian Dhamma. Hanya saja, perlu ditunjukkan di sini bahwa dengan memperhatikan dan menyimak isi sutta tersebut sesungguhnya dapat ditarik kesimpulan umum yaitu setiap orang dalam masyarakat pasti memiliki tugas dan kewajibannya masing-masing pada saat berhubungan dengan fihak lain. Hanya saja, dalam pelaksanaannya, ada hal yang harus dipersiapkan yaitu pengendalian diri kita. Tanpa adanya pengendalian dan penguasaan diri sendiri, maka melaksanakan tugas dan kewajiban seperti yang dinasehatkan oleh Sang Buddha tersebut menjadi hal yang mustahil. Dalam perkembangannya, pengendalian diri ini tidaklah mudah dilakukan. Manusia cenderung memiliki keakuan yang tinggi. Kalau keakuan tidak dapat dikuasai, maka ia tidak akan merasa lebih rendah daripada orang lain. Dengan demikian, ia tidak merasa memiliki kewajiban yang harus dilakukan kepada orang lain. Ia hanya merasa memiliki hak bahwa orang lain hendaknya melakukan kewajiban atasnya.
Menimbulkan serta meningkatkan perasaan rendah hati yang merupakan hasil pengurangan dan pengendalian keakuan ini kadang bisa dilakukan pada beberapa fihak tertentu, namun sering tidak bisa dilaksanakan untuk semua fihak. Padahal, kalau memperhatikan isi sutta Sang Buddha di atas, kita bisa menyadari bahwa hak dan kewajiban itu berlaku untuk semua fihak.
Kalaupun seseorang dapat bersifat rendah hati kepada semua fihak, malah ada yang memberikan ‘gelar’ kepadanya sebagai ‘orang bodoh yang baik hati’. Kalau demikian, bagaimanakah sikap kita yang seharusnya?
Untuk menyikapi hal ini, kita dapat menjadikan air sebagai contoh yang nyata. Air akan selalu mampu menyesuaikan bentuk menurut tempat yang mewadahinya. Air akan berbentuk botol apabila dimasukkan ke dalam sebuah botol. Demikian pula bentuknya akan berubah apabila air dimasukkan ke dalam guci, tempayan, mangkok dan lain-lain.
Namun, meskipun air selalu menyesuaikan dengan bentuk tempatnya, air tidak pernah kehilangan kualitas pokoknya. Air bunga yang harum akan tetap harum walau berbentuk apapun juga sesuai dengan tempat yang mewadahinya.
Sesungguhnya seperti sifat air tersebut, seseorang dalam kehidupan sehari-hari hendaknya selalu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya tanpa mengubah jati dirinya pula. Cara seseorang untuk mencapai tahap ini adalah dengan selalu berusaha menerima serta memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing dengan mengubah pola pikir sendiri. Ia hendaknya tidak berusaha mengubah perilaku orang lain dalam waktu yang singkat. Mengubah prilaku seseorang akan membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.
Kiat mengubah pola pikir sendiri ini juga meneladani sikap Sang Buddha ketika Beliau bermeditasi dengan disiplin tinggi selama enam tahun lamanya. Tujuan tunggal Beliau adalah untuk mengatasi ketidakkekalan dalam kehidupan ini yaitu adanya kesakitan, ketuaan dan kematian. Namun, akhirnya Beliau menyadari bahwa manusia tidak bisa mengubah hukum alam, manusia hanya bisa mengubah pola pikirnya sendiri sehingga mampu melihat hukum alam yaitu ketidakkekalan ini sebagaimana adanya. Dengan menerima kenyataan ini, manusia akan bisa mempersiapkan batinnya untuk menghadapi perubahan.
Perubahan pola pikir ini dapat dicapai dalam banyak cara dari yang sederhana sampai dengan yang sangat rumit. Salah satu cara yang sederhana dan mudah dikerjakan adalah dengan selalu berusaha menanamkan dalam diri kita pemikiran: MEMANG dia demikian, bukannya KENAPA dia demikian?
Terdapat perbedaan yang sangat tajam antara kedua pola pikir tersebut. Dengan pola pikir ‘Kenapa dia demikian’, sesungguhnya fihak lain diharapkan dan bahkan dituntut untuk berubah dan ini tentu saja hal ini akan membutuhkan waktu serta tenaga yang besar, bahkan kadang tidak mungkin dapat diwujudkan. Dengan pola pikir ini, seseorang hanya dapat bergaul dengan orang yang bisa dikuasai dan dikendalikannya, namun, ia tidak akan pernah bisa bergaul dengan orang yang lebih tinggi tingkatannya atau orang yang sulit diatur. Dalam kehidupan sehari-hari, orang dengan pola pikir ini akan menjadi orang yang mudah mengeluh dan menuntut serta gampang putus asa.
Sedangkan dengan pola pikir ‘Memang dia demikian’ adalah sikap orang yang mau menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Orang dengan pola pikir inilah yang akan dengan mudah bergaul dengan orang lain. Ia akan mudah menyesuaikan diri. Ia tidak akan gampang mengeluh dan putus asa. Orang inilah yang akan sukses dalam hidupnya.
Oleh karena itu, marilah kita mulai dengan melaksanakan Dhamma secara sederhana ini. Karena dengan pelaksanaan ini akan menumbuhkan keberhasilan dalam pergaulan yang tentunya akan membuahkan kesuksesan dan kebahagiaan di segala bidang yang kita kerjakan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Semoga pengertian Dhamma yang singkat ini dapatlah menjadi titik tolak penghayatan Dhamma yang lebih tinggi lagi, sehingga akhirnya tercapailah kebahagiaan dalam kehidupan ini, kebahagiaan setelah kehidupan ini, dan tentu saja, kebahagiaan yang tertinggi, yaitu Nibbana.
Semoga semua mahluk berbahagia.

Senin, 09 Mei 2011

Antara Facebook dan Buddha Dhamma

11. (54) Harumnya bunga, tidak dapat melawan arah angin. Begitu pula harumnya kayu cendana, bunga tagara dan melati. Tetapi harumnya kebajikan, dapat melawan arah angin; harumnya nama orang bajik dapat menyebar ke segenap penjuru.
Dhammapada BAB IV. PUPPHA VAGGA – Bunga Bunga
8. (8 ) Seseorang yang hidupnya hanya ditujukan pada hal-hal yang menyenangkan, yang inderanya tidak terkendali, yang makannya tidak mengenal batas, malas serta tidak bersemangat, maka Mara (Penggoda) akan menguasai dirinya. bagaikan angin yang menumbangkan pohon yang lapuk.
Dhammapada BAB I. YAMAKA VAGGA – Syair Berpasangan

Akun Facebook memiliki daya tarik daya tarik tersendiri akhir-akhir ini. Tak lain dan tak bukan adalah karena sederetan fitur & fasilitas yang ditawarkan oleh situs jejaring sosial ini. Dibanding situs lain yang serupa, Facebook menjanjikan manfaat tersendiri dan istimewa. Jika dibandingkan dengan para pendahulunya seperti situs jejaring sosial Frendster yang di tahun 2009 dapat meraih sekitar 80 juta member, konon Facebook yang sudah berdiri sejak Februari 2004 ini, memiliki kendali privasi yang lebih baik sehingga lebih diminati oleh masyarakat kaula muda, khususnya di Indonesia. Dan sekarang, Facebook telah memiliki lebih dari 500 juta member aktif di seluruh dunia.
Meski telah memiliki kendali privasi yang lebih baik (dan terus disempurnakan) dibanding situs jejaring sosial pendahulunya, Facebook masih saja harus berhadapan dengan berbagai masalah yang disebabkan oleh ulah segelintir oknum penggunanya, yang tentunya meresahkan para pengguna (khususnya teman pelaku di Facebook). Mulai dari penyalahgunaan (pembajakkan) akun, pemalsuan foto pribadi & identitas diri, kasus penipuan bermotif ekonomi, hingga kasus penculikkan yang memakan korban sejumlah gadis remaja.
Untuk itu, kita perlu mewaspadai hal-hal yang mengarah pada tindak kejahatan tersebut. Dan yang lebih penting, mewaspadai kondisi gerak-gerik batin kita sendiri agar tidak menjadi pelaku kejahatan ataupun tidak mempunyai prilaku yang merugikan teman dan sahabat kita di Facebook. Justru sebaliknya, kita seharusnya dapat membagikan hal-hal yang bermanfaat, semampu yang kita dapat berikan kepada teman, sahabat, bahkan banyak orang melalui Facebook.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat menuntun kita agar aman beraktualisasi diri sekaligus menambah teman dan sahabat melalui Facebook.
  1. Usahakan untuk membagikan hal yang positif dan bermanfaat bagi banyak orang. Hal yang dibagikan itu dapat berupa motivasi, informasi, maupun konten-konten lain seperti video dan artikel.
  2. Berikanlah perhatian dan kepedulian kepada semua teman, perhatian dapat berupa ucapan selamat ulang tahun, komentar-komentar positif yang sifatnya membangun persahabatan sehingga orang lain dapat lebih merasakan dampak positif dari hubungan persahabatannya dengan Anda. Namun, tentu tidak boleh berlebihan, karena dapat menimbulkan masalah. Anda juga dapat menyatakan ekspresi terhadap apa yang dibagikan dan dibuat oleh teman Anda dengan mengklik "Suka" pada hal yang mereka bagikan.
  3. Berkomentar dan mengobrollah pada saat yang tepat dan pantas, mengobrol pada saat yang tidak pantas dan tepat dapat menyebabkan orang lain kesal dan jengkel.
  4. Perbincangkanlah hal-hal yang bermanfaat dan berguna saat Anda mengobrol, dengan demikian, Anda dan lawan bicara Anda dapat saling bertukar dan menambah  wawasan dan pengetahuan yang bermanfaat.
  5. Berhati-hatilah saat Anda mengomentari status atau mengobrol dengan teman yang merupakan lawan jenis Anda, jangan sampai menyinggung perasaan teman Anda, atau menyebabkan pacar atau suami dari teman Anda merasa cemburu dan marah kepada Anda. Hindari komentar, update status dan obrolan serta konten yang bernuansa SARA.
  6. Hindari bergosip, baik pada saat Anda berkomentar, mengupdate status, maupun mengobrol.
  7. Jaga keselamatan akun Facebook Anda  dari bahaya penyalahgunaan akun. Ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa  tindakkan diantaranya, gantilah kata sandi akun Facebook dan email yang ditautkan pada akun Facebook Anda secara berkala, jangan sampai kata sandi ini diketahui oleh orang lain. Pastikan pula, url pada browser Anda betul betul menunjukkan halaman login Facebook http://www.facebook.com/ untuk memastikan Anda login dari jaringan yang aman. Mengingat adanya halaman tiruan yang memang sengaja dibuat oleh pelaku cyber crime untuk mencuri data-data penting pribadi Anda. Installah  1 antivirus & antispyware pada komputer Anda untuk mencegah masuknya perangkat pengintai KEYLOGGER pada komputer Anda. Selalu gunakan mode penjelajahan pribadi pada browser, jika Anda menggunakan komputer warnet. Jangan pernah mengijinkan orang lain mengoperasikan akun Facebook Anda. Manfaatkan pula kendali privasi yang tersedia, agar Anda dapat menentukan siapa saja yang dapat melihat informasi pribadi, foto, video, catatan, status, dan komentar Anda.Disarankan pula, jangan menuliskan informasi mengenai diri Anda terlalu detail, karena rentan disalah gunakan. Waspadai juga penyalahgunaan foto di Facebook.
  8. Demi keselamatan akun Facebook Anda, tautkanlah setidaknya 2 alamat email akun Facebook, agar Anda tidak mengalami kesulitan saat Anda lupa kata sandi atas akun Facebook Anda.
  9. Waspadalah saat menggunakan aplikasi di Facebook, baik itu berupa kuis, game, atau bentuk lainnya. Jangan sampai data penting pribadi Anda seperti kata sandi, bocor dan disalah gunakan oleh pihak ketiga (penyelenggara aplikasi).
  10. Waspada dan segera laporkan/blokir, jika ada diantara teman Anda, melalui akun Facebooknya berkomentar, mengupdate status, maupun menegur Anda saat mengobrol dengan kata-kata atau permintaan yang aneh dan janggal, seperti meminta Anda mentransfer sejumlah uang ke rekening tertentu atau mengundang Anda untuk bertemu di suatu tempat. Anda harus benar-benar teliti dan jeli menanggapi undangan semacam ini. Bila perlu, jangan ditanggapi, kecuali bila Anda tahu dan kenal dengan jelas profil si pemberi undangan.
Facebook sebenarnya merupakan salah satu situs jejaring sosial yang boleh dikatakan sangat baik untuk mengembangkan jaringan sosial dan membina hubungan pertemanan serta persahabatan sekarang ini. Melalui Facebook, kita dapat menyalurkan pendapat, gagasan, ide, motivasi, buah pikir, dukungan positif terhadap orang lain, dan berbagi banyak hal bermanfaat lain kepada orang lain. Kitapun dapat membuat dan berbagi konten – konten bermutu berbentuk video, foto atau mungkin cerpen kepada banyak orang. Orang lainpun dapat menyampaikan wujud apresiasinya terhadap konten yang kita tayangkan di Facebook. Dengan demikian, proses aktualisasi diri kitapun dapat terbantu untuk berkembang.
Sebagai sebuah wadah interaksi sosial, Facebook tentu dapat menjadi sarana untuk pertukaran ide, pola pikir dan pandangan serta informasi. Dengan demikian, kita juga dapat memanfaatkan Facebook sebagai media untuk penyebaran Buddha Dhamma, tentunya bukan berarti menarik umat beragama lain untuk masuk menjadi umat Buddha, tetapi lebih  ke arah pembabaran ajaran Buddha Dhamma untuk kalangan umat Buddha sendiri, guna memperbaiki pemahaman dhamma yang mereka sudah pernah dengar sebelumnya atau bahkan belum pernah didengar sebelumnya, sehingga pemahaman dan keyakinan mereka terhadap Buddha Dhamma semakin baik dan mantap. Mengingat keberadaan vihara dan cetiya serta para bhikkhu dan pandita masih minim jumlahnya terutams di daerah-daerah terpencil di Indonesia yang masih relatif  sulit untuk dijangkau oleh para bhikkhu/bhikkhuni ataupun pandita.
Kitapun dapat memanfaatkan kelebihan Facebook dan situs jejaring sosial dan informasi lainnya yang unik jika dibandingkan jika kita memanfaatkan media komunikasi personal seperti ponsel misalnya. Salah satu  keunikan yang menjadi nilai lebih Facebook adalah waktu komunikasi yang jauh lebih fleksibel di banding ponsel; sifat komunikasi yang bersifat lebih terbuka, sehingga memungkinkan kita berinteraksi dengan siapa saja (bahkan kepada orang-orang di seluruh dunia) dengan tetap memperhatikan hak-hak privasi kita dan orang lain sehingga kita tetap dapat berinteraksi dengan nyaman dan aman kepada banyak orang; komunikasi juga jauh lebih efektif dan efisien di Facebook, mengingat dengan sifatnya terbuka, kita dapat berinteraksi dengan banyak pihak sekaligus.
Namun, layaknya sebuah wadah interaksi sosial, bukan tidak mungkin, jalinan dan ikatan cinta terhadap lawan jenis dapat terbentuk, sebagai akibat dari seringnya intensitas interaksi kita dengan satu atau beberapa orang tertentu. Bagi seorang umat awam yang masih melajang, mungkin hal ini tidak terlalu membawa masalah, sepanjang orang tersebut dapat mengendalikan diri dan memegang kokoh moralitas dalam bergaul. Tetapi, bagi seseorang yang telah berkeluarga, hal ini dapat menjadi masalah serius yang dapat dapat mengancam keberlangsungan rumah tangga. Karenanya, kedewasaan sikap dan kebijaksanaan dalam pergaulan di Facebook amat diperlukan. Biasakanlah dan didiklah diri kita masing-masing untuk bersikap jujur dengan tidak menutupi status atau bahkan berbohong mengenai status hubungan. Jika memang telah menikah, pilihlah menikah pada informasi profil (pada bagian “Orang Pilihan”), janganlah memilih lajang, bila memang kita telah berumah tangga, karena ini berarti kita telah melakukan suatu penipuan terhadap orang lain, dan berpotensi menimbulkan masalah serius di kemudian hari. Hindari pula memberikan informasi palsu pada data pribadi kita di Facebook, jika memang ada sebagian informasi pribadi yang tidak ingin kita bagikan ke publik, karena mungkin kurang layak atau dengan alasan keamanan, kita dapat mengaturnya dibagian kendali privasi yang terdapat pada tab Akun. Di bagian kendali privasi kita dapat mengendalikan siapa saja yang dapat mengakses informasi pribadi, foto, video, status dan informasi kontak kita. Jika memang ada informasi yang karena alasan privasi tidak dapat kita bagikan ke publik, kita dapat memilih opsi “Hanya Saya” yang boleh mengakses informasi ini. Dengan demikian orang lain tak akan dapat lagi melihat informasi tersebut, kecuali kita selaku pemilik akun Facebook. Yang jelas, Facebook memberikan kesempatan kita untuk berekspresi dan berkreasi mengembangkan serta mengeksplorasi bakat dan minat kita. Orang lainpun dapat mengungkapkan apresiasi dan respon terhadap apa yang kita perbuat, jadi, kita semakin tertantang bukan untuk memberikan hal positif yang kita dapat lakukan terhadap orang lain?
Semoga setelah kita mengetahui sekian banyak dampak positif dan dampak negatif dari situs jejaring sosial Facebook, kita dapat menggunakan akun Facebook kita dengan lebih bijak, sehingga bukan dampak negatif yang kita dapatkan, melainkan sebaliknya kita seharusnya dapat mengoptimalkan dampak positif dari Facebook, mengingat regulasi dan peraturan pemerintah tentang tata cara pergaulan di situs jejaring sosial dan informasi seperti Facebook & Twitter juga sudah jelas dengan dibuatnya UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Semoga ini semua membawa dampak positif bagi peradaban umat manusia. Yang harus diingat adalah Facebook (dan Twitter) hanyalah sebuah sarana untuk melakukan interaksi sosial yang netral, baik dan buruk dampaknya terhadap kehidupan manusia sangat ditentukan oleh kita sebagai penggunanya.

Salam Metta,
Jayanto Wahyu Leman SE
 Penulis.

Jumat, 11 Februari 2011

Pergaulan Sehat, Syarat Kesuksesan Hidup

Seandainya seseorang bertemu orang bijaksana yang mau menunjukkan dan memberitahukan kesalahan-kesalahannya, seperti orang menunjukkan harta karun, hendaklah ia bergaul dengan orang bijaksana itu. Sungguh baik dan tidak tercela bergaul dengan orang yang bijaksana.
Dhammapada – Pandita Vagga (Orang Bijaksana), 76
Belakangan ini, sarana pendukung pergaulan semakin banyak dan mudah didapat dan diakses oleh banyak orang. Berkembangnya dunia IT mengakibatkan kemudahan orang dalam menjalin persahabatan secara masif dengan banyak orang. Satu hal yang patut kita ingat bersama adalah, pertemanan dan persahabatan itu bagaikan pisau bermata dua. Persahabatan dapat membangun dan mengantarkan diri kita untuk sukses dan bahagia, tetapi juga dapat menjerumuskan kita pada jurang kesengsaraan yang tak ada hentinya. Karena itulah, kita perlu berhati-hati saat memilih teman dan sahabat.
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan internet, arus informasi, komunikasi dan pergaulan juga semakin maju. Namun satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah, kemajuan dalam bidang teknologi ini tidak meningkatkan kualitas moral dan batin manusia. Bahkan, kualitas batin dan moral manusia cenderung menurun sebagai dampak negatif dari keterbukaan arus informasi yang cenderung tak terkendali. Karena itu, sahabat yang baik relatif sulit untuk dijumpai. Selain itu, saat ini kita harus sangat hati-hati dalam memilih teman, jangan sampai kita diperalat oleh orang-orang yang memiliki tujuan dan maksud jahat. Belakangan ini juga ditemui berbagai kelainan jiwa manusia yang menghasilkan prilaku menyimpang dan mengerikan, seperti psikopat, pedofilia dan lain sebagainya. Karena itu, janganlah menilai orang dari apa yang selama ini dilakukannya saja. Itu belum cukup. Kita juga harus menilai pribadinya juga, dan ini membutuhkan waktu yang lama dan kecermatan yang lebih dalam menilai pribadi sesorang.
Banyak kisah sukses yang dicapai seseorang setelah ia mengenal seorang sahabat. Namun tentu tidak semua orang dapat menjadi seorang sahabat yang dapat mengantarkan orang lain pada suatu kesuksesan. Seorang sahabat dapat memberikan saran, kritik, komentar, ide, dana, maupun motivasi terhadap apa yang kita lakukan. Kita juga membutuhkan orang lain untuk mendukung proses aktualisasi diri kita, mengingat yang dapat menilai secara obyektif apa yang kita kerjakan dan capai adalah orang lain yang netral dan tak memihak. Tentunya kitapun harus menerima kritik dan saran yang positif dan membangun dengan dada yang lapang dan penuh kerendahan hati, untuk memperbaiki kelemahan dan kekurangan yang kita miliki. Jika tidak, semua itu tidak akan berarti dan hanya menjadi sebuah retorika saja. Salah satu bukti keberhasilan yang dicapai karena adanya dukungan orang lain adalah Larry dan Sergey, mereka adalah pendiri Google. Dua orang ini berhasil mendirikan Google karena mendapat bantuan dana dari rekan kampus mereka Andy Bechtolsheim dan juga sejumlah investor lainnya. Akhirnya, Google pun dapat berdiri pada 7 September 1998 di Menlo-Park, California. Dari kisah ini, kita melihat betapa dukungan orang lain berperan sangat penting terhadap kemajuan hidup seseorang. Seseorang yang membantu kita bisa datang dari berbagai posisi dan peran, termasuk sanak keluarga, guru, pacar, teman sepermainan dan lain sebagainya.
Tentunya orang lain tak datang sekonyong-konyong begitu saja, untuk membantu dan memberikan dukungannya pada kita. Disamping harus saling percaya dan mengenal kepribadian masing-masing, hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh kekuatan buah kamma baik yang kita tanam, baik pada masa kelahiran sekarang maupun kelahiran lampau. Sebab itulah kita seharusnya senantiasa berbuat baik, bersikap terbuka, dan juga memiliki kepribadian dan prilaku yang baik dan menyenangkan. Kitapun selayaknya teman dan sahabat bagi orang lain, seharusnya membina hubungan baik dan saling menguntungkan, saling berbagi dan melengkapi kekurangan masing-masing, agar teman, sahabat, relasi dan semua orang yang berada di sekitar kita tidak merasa dirugikan. Satu hal yang penting untuk diingat dan dicamkan baik-baik dalam batin kita masing-masing adalah janganlah pernah menipu dan mengingkari janji yang kita buat, apalagi mencari kambing hitam dan memfitnah orang lain, karena semua perbuatan itu akan merusak kepercayaan orang lain pada diri kita, tidak hanya saat ini, tetapi juga hingga kelahiran kita mendatang, sebagai akibat dari energi negatif dari perbuatan-perbuatan tersebut.
Seperti telah dibahas sebelumnya, bahwa kemajuan internet, telah banyak membantu kehidupan kita, terutama setelah situs-situs jejaring sosial dan informasi besar bermunculan. Manfaatkanlah itu untuk memperluas pergaulan dan wawasan kita. Dengan dukungan internet kita dapat menjalin hubungan pertemanan dan mungkin persahabatan dengan siapa saja, termasuk mereka yang berada di luar negeri dan dari belahan dunia manapun. Namun perlu disadari bahwa yang menyalahgunakan situs-situs jejaring sosial dan informasi inipun cukup banyak. Apalagi pemalsuan identitas diri amat mudah dilakukan di internet. Jadi, lebih berhati-hatilah dalam bergaul di dunia maya, terutama Anda kaum perempuan, jangan sampai terjerumus pada jaringan prostitusi online. Jagalah juga keamanan akun-akun pribadi kita di internet, terutama akun-akun pribadi di situs jejaring sosial, dan keamanan data kartu kredit serta akun Paypal karena amat rentan disalahgunakan oleh orang lain.
Itulah sedikit pengetahuan dan wawasan yang saya dapat bagikan kepada para pembaca. Semoga setelah membaca artikel yang saya tulis ini, kita semua dapat lebih sukses dalam pergaulan, senantiasa sadar dan lebih mawas diri, sehingga kita dapat mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupan sesuai dengan Buddha Dhamma.
Salam Metta,
Jayanto Wahyu Leman SE.
Penulis


Link download artikel :


http://www.ziddu.com/download/13766330/PergaulanSehatSyaratKesuksesanHidup.pdf.html