Selasa, 11 Mei 2010

Kalyanamitta, Perlukah “Memilikinya?”


“Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana
Bergaul dengan mereka yang bijaksana
Itulah berkah utama
Mangala Sutta

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial, yang senantiasa membutuhkan manusia dan makhluk lain di alam sekitarnya. Untuk itu saya merasa perlu mengajak saudara – saudari untuk mengetahui lebih jauh mengenai cara menilai seorang sahabat apakah ia sahabat yang baik atau buruk. Mengingat manusia membutuhkan teman bicara yang baik dalam hidupnya. Dalam agama Buddha sahabat yang baik diistilahkan dengan kalyanamitta.
Saat seseorang dalam kondisi down, ia membutuhkan seorang sahabat yang mampu mendengarkan masalahnya dengan baik, memberikan nasehat dan solusi yang terbaik baginya dan juga memotivasinya agar tidak pesimis dan putus asa dalam menjalani kehidupan. Seorang sahabat yang baik biasanya juga dapat menumbuhkan rasa percaya diri kita sebagai sahabatnya.
Sang Buddha pernah memberikan kriteria sahabat yang baik yang dapat menuntun kita kearah yang  lebih baik dan maju dalam dhamma. Beberapa kriteria tersebut antara lain adalah; memiliki pandangan yang benar, mempunyai perilaku yang baik, ia datang pada saat kita membutuhkan kehadirannya, ia dapat menjaga rahasia kita sebagai sahabatnya, ia memberikan nasehat untuk kebaikkan kita dan ia bersimpati atas keberhasilan yang kita peroleh.
Pandangan (paradigma) adalah hal penting yang dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Jika seseorang memiliki pandangan yang salah, maka ia dapat memiliki mata pencarian yang salah atau mengambil keputusan yang salah atas masalah yang ia hadapi. Ia juga dapat mempengaruhi orang lain untuk berpandangan salah juga. Sebab itu Sang Buddha berpesan agar kita bergaul dengan orang bijaksana dan jangan bergaul pada orang yang tidak bijaksana. Maksud orang tidak bijaksana disini bukan orang yang bodoh, tetapi orang yang berpandangan salah. Sedangkan orang bijaksana adalah mereka yang memiliki pandangan benar sesuai dhamma. Jika kita memiliki sahabat yang berpandangan benar, saat kita menghadapi masalah berat yang tak dapat diselesaikan oleh kita sendiri, sahabat tersebut akan berupaya memberikan solusi atas masalah yang kita hadapi tersebut sesuai dengan dhamma. Sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik. Sebaliknya jika sahabat kita memiliki pandangan salah, maka ia dapat memberikan solusi penyelesaian yang salah pula sehingga bukannya masalah kita terselesaikan, malah menimbulkan masalah baru yang lebih pelik.
Perilaku juga merupakan aspek penting yang perlu dinilai dengan hati – hati dari seorang sahabat, jika tidak, dapat berdampak serius. Sahabat yang baik seharusnya dapat melindungi harta benda milik sahabatnya. Ia juga harus mampu bersikap jujur dan terus terang terhadap kita sebagai sahabatnya. Namun memang setiap orang memiliki privasi yang harus kita hormati, khususnya  untuk hal – hal yang bersifat sangat pribadi. Satu hal yang patut kita ingat, bahwa kita tak dapat menuntut orang yang baru kita kenal untuk bercerita dan berbagi banyak hal kepada kita, karena biasanya seseorang tidak berani mengambil resiko pergaulan yang terlalu tinggi dengan menceritakan banyak hal dalam kehidupannya pada orang lain yang baru dikenalnya. Seseorang biasanya membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan sampai satu tahun untuk memulai persahabatan dengan orang lain. Ingatlah untuk tidak mudah percaya pada kata – kata orang lain meskipun ia adalah sahabat baik kita. Selalu berusaha untuk mencari tahu dari sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya atau buktikanlah sendiri. Lihatlah perilakunya sehari – hari apakah ia dapat menjalankan pancasila Buddhis dengan baik dalam kehidupannya. Observasi dapat dilakukan selama tiga bulan jika kita bergaul intensif dengan orang tersebut, jika tidak, observasi dapat dilakukan selama satu hingga tiga tahun.
Kadang kala kita mengundang sahabat, kolega, atau relasi kita saat mengadakan pesta, jamuan makan atau acara reuni. Tentu banyak sahabat, kolega atau relasi kita yang menyempatkan diri datang ke acara yang kita adakan. Tetapi jika kita sedang berduka, tertimpa musibah, atau sakit biasanya hanya sahabat dekat kita yang datang menyempatkan diri datang mengunjungi kita. Bagaimana dengan yang lainnya? Mereka biasanya tidak hadir dengan berbagai macam alasan. Sahabat yang baik adalah mereka yang datang pada saat kita berduka, sedih dan membutuhkan dukungan moril, bukan hanya pada saat kita bersuka cita. Bahkan mungkin seorang kalyanamitta tidak dapat hadir saat kita bersuka cita, ia hanya mengirim sebuah pesan berisi ucapan selamat melalui layanan pesan singkat atau akun Facebook, tetapi ia selalu datang saat kita berduka dan membutuhkan kehadirannya.
Saat kita berada dalam kesulitan, terkadang kita perlu berbagi kepada sahabat. Saat berbagi, mungkin ada hal – hal yang sepatutnya tidak diceritakan kepada pihak – pihak lain yang tidak berkepentingan bahkan berbahaya bila jatuh pada pihak yang nakal. Sahabat yang baik akan menjaga semua hal yang patut dirahasiakan agar tidak bocor pada pihak lain.  Hal ini juga menuntut pelaksanaan sila seorang sahabat khususnya sila keempat, berkenaan dengan kebiasaan bergosip. Seorang sahabat baik harus mengendalikan ucapannya, menghindari diri dari kebiasaan bergosip agar rahasia kita tidak bocor.
Sahabat juga mempunyai peran untuk memotivasi bahkan menuntun kita ke arah lebih baik, ia seharusnya menunjukkan arah agar kita memiliki kemajuan dalam suatu bidang tertentu, bersedia membimbing kita dalam mencapai kemajuan tersebut dengan sabar. Tetapi sebagian orang mungkin berpikir, sungguh sangat sulit mencari kalyanamitta seperti ini. Memang semua ini tak luput dari pengaruh  kusala kamma vipaka yang ditanam oleh kita pada kelahiran yang lampau. Untuk diketahui bahwa tidak semua kriteria ini harus dipenuhi oleh seorang kalyanamitta. Pada kebanyakkan kasus, seorang kalyanamitta hanya dapat memenuhi satu atau dua kriteria saja, tidak mengapa, yang terpenting ia harus memiliki pandangan benar sesuai dhamma dan memiliki sila yang baik.
Kriteria terakhir yang akan kita bahas adalah seorang kalyanamitta harus mampu bersimpati dan turut berbahagia atas keberhasilan yang kita raih. Kebanyakkan orang, malah merasa iri bahkan ingin menghancurkan keberhasilan yang diraih oleh orang lain. Jika hal ini terjadi, akibatnya sungguh berbahaya, sebab itu, berhati – hatilah menilai dan memilih sahabat, jika kita salah dalam menilai dan menjatuhkan pilihan, kita dapat dikhianati dan tertipu oleh sahabat palsu.
Mengingat sungguh sangat sulit untuk menemukan sahabat baik nan sejati, maka amatlah beruntung jika kita telah memilikinya. Tak cukup sampai di situ, kitapun sudah selayaknya “menjaga” dan merawat hubungan kita dengan sahabat baik yang kita miliki. Bagaimana caranya? Kita harus berusaha untuk memenuhi kriteria sahabat yang baik terhadapnya. Jadi kita harus menjadi manusia yang aktif, tidak hanya pasif menerima pertolongannya saja. Fondasi utama dari hubungan persahabatan ini adalah sila dan samma dithi (pandangan benar). Persahabatan bisa runtuh dan hancur jika 2 fondasi utama ini tidak dijaga dengan baik oleh kedua belah pihak. Faktor lainnya adalah kekuatan kamma kolektif (bersama) antara kita dan sahabat kita tersebut. Kesimpulan akhirnya adalah marilah kita menjaga dan merawat hubungan baik kita dengan kalyanamitta yang kita punya dengan tidak melupakan 2 fondasi utama penopang persahabatan serta senantiasa menambah kamma baik agar persahabatan bertahan lebih lama. Sebab bagaimanapun juga peran seorang kalyanamitta amatlah diperlukan dalam kehidupan kita.  Tetapi jangan lupa, bahwa tidak ada yang kekal dialam semesta. Hubungan persahabatan kita hanya dapat bertahan hingga satu masa tertentu, karenannya, jangan terlalu  melekatinya. Berusahalah untuk selalu aktif bergaul dan mencari kalyanamitta  baru.
Link download:




Tidak ada komentar:

Posting Komentar